Selasa, 01 Mei 2012

Sumbangan Aksi Mahasiswa Terhadap Bangsa Indonesia


Pada bulan Maret 2012 pemerintah mengeluarkan rencana kenaikan BBM yang tentu saja menjadi polemik di masyarakat, bahkan tidak sedikit dari politisi di negeri ini memanfaatkan moment ini untuk menaikkan popularitas partainya atau bahkan pribadinya yang sudah pasti "mengatasnamakan RAKYAT". Walau pada akhirnya kenaikan ini tidak terjadi, namun hal ini tidak luput dari perhatian para mahasiswa dengan menggelar aksi demonstrasi di jalan.

Namun sesungguhnya aksi ini bukan aksi yang pertama kali dilakukan oleh kaum "intelektual" (mahasiswa), pada tahun tahun sebelumnya, yang paling saya ingat dan yang paling berhasil (menurut saya) adalah aksi mahasiswa pada tahun 1998, di era jatuhnya rezim Soeharto. Saat itu mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR. Dari tanggal 18 Mei 1998 berakhir 21 Mei 1998 ditandai dengan bersedia mundurnya Presiden Soeharto dari jabatannya. 

Mei 2008 aksi mahasiswa juga terjadi seluruh Indonesia untuk mengkritisi kenaikan harga BBM yang di umumkan pemerintah pada tanggal 24 Mei 2008. Di UNAS (Universitas Nasional) Pasarminggu Jakarta Selatan puncak aksi mahasiswa terjadi pada tanggal 24-25 Mei 2008. Ratusan mahasiswa UNAS menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM yang diputuskan pemerintah. Aksi ini diwarnai dengan kejadian penyerbuan Polisi ke dalam kampus UNAS dan menangkap 141 orang mahasiswa dan ditahan di Mapolres Jakarta Selatan.

Dari segelintir aksi mahasiswa yang dilakukan untuk mengkritisi pemerintah, hampir tidak ada yang berhasil (kembali ini pendapat pribadi saya). Hal ini di karena kan aksi mahasiswa bukan sebagai acuan keputusan pemerintah, bahkan aksi yang saya sebut paling berhasil pada tahun 1998 pun tidak akan ada apa-apa bila saat itu Soeharto tidak dengan legowo mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden. 

Kalau kita boleh berandai-andai, seandainya Soeharto tidak mau mengundurkan diri, coba bayangkan apa yang akan dilakukan beliau kepada mahasiswa-mahasiswa ini? saya kira tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi. Kenyataannya Soeharto mundur bukan karena aksi mahasiswa, melainkan karena akumulasi kekecewaan terhadap 14 Menteri Kabinet Pembangunan VII yang menyarankan beliau untuk mundur.

Begitu pula pada tahun 2012 ini, harga BBM batal naik pun bukan karena pemerintah mendengarkan aksi mahasiswa, melainkan hasil putusan sidang DPR. Saya tidak memandang skeptis terhadap aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa, tidak saya pungkiri memang ada manfaat di balik aksi tersebut, namun lebih banyak lagi pihak-pihak yang manfaatkan. Lebih parah lagi kalau aksi ini dicampur dengan pengrusakan fasilitas umum, mungkin mereka tidak memikirkan biaya yang harus di keluarkan pemerintah untuk memperbaikinya. Sangat aneh bila pengrusakan ini di lakukan mahasiswa yang katanya kaum intelektual.

Saya merasa lebih tepatnya aksi mahasiswa ini dilakukan dengan elegan, tertib, tanpa pengrusakan dan kegiatan anarkis lainnya. Akan lebih enak terlihat dan mendapat simpati dari rakyat banyak, serta "mudah-mudahan saja" aspirasi ini di dengar dan dilaksanakan oleh pemerintah. Namun kembali perlu di ingat, di negara demokrasi kita sekarang ini, "mahasiswa bebas mengemukakan pendapat dan pemerintah bebas untuk menolak/menerimanya".

Sumber: Wikipedia; ressay.wordpress.com; Kompas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar